KECUT, PIKIRAN YANG TERUS BERLANJUT.
Oh, aku tak pernah berlinang tengah malam sebanjir ini
Mengaku bahwa otak kosong itu adalah diriku sendiri
Di luar rangkulan para cemerlang intuisi
Dengan aku, dipinggir sebagai ia yang paling tak suci
Oh, menyantap semua tatap dengan tanya tak terpuji
Aku mengorek kulit jemariku berkali-kali tanpa henti
Aku diam namun berisik dalam helai rambut berdarah ini
Sakit, pedih tak pernah membuatku semalu ini
Dan bila ibu mengetahui, apakah aku akan dinasihati?
Bila-bila sebaliknya justru aku diludahi perkataan sayat hati
Meski harap tak ambil solusi guna hirap segala emosi
Aku, tetap tak pandai mengubur pelik ini sendiri
Maaf, bu, pak.
Jika terlahir dengan kecil prestasi
Jika terlahir dengan kuncup belati
Jika terlahir namun tak banggakan hati
PRA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar