Rabu, 20 Maret 2024

Kecut Bibir Mengerucut.



KECUT, PIKIRAN YANG TERUS BERLANJUT.

Oh, aku tak pernah berlinang tengah malam sebanjir ini
Mengaku bahwa otak kosong itu adalah diriku sendiri 
Di luar rangkulan para cemerlang intuisi
Dengan aku, dipinggir sebagai ia yang paling tak suci

Oh, menyantap semua tatap dengan tanya tak terpuji
Aku mengorek kulit jemariku berkali-kali tanpa henti
Aku diam namun berisik dalam helai rambut berdarah ini
Sakit, pedih tak pernah membuatku semalu ini

Dan bila ibu mengetahui, apakah aku akan dinasihati?
Bila-bila sebaliknya justru aku diludahi perkataan sayat hati
Meski harap tak ambil solusi guna hirap segala emosi
Aku, tetap tak pandai mengubur pelik ini sendiri

Maaf, bu, pak. 
Jika terlahir dengan kecil prestasi 
Jika terlahir dengan kuncup belati
Jika terlahir namun tak banggakan hati






PRA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Petak Retak?

Siapa yang berguna akan disanjung Siapa yang tak berguna akan dirundung Siapa? Siapa? Tentu aku. Pada kalimat dibaris kedua aku digambarkan ...